Minggu, 16 Februari 2014

Resin komposit

Indikasi dan kontraindikasi dari penggunaan tumpatan plastis resin komposit, gi dan amalgam.
Resin komposit dapat digunakan pada sebagian besar aplikasi klinis. Secara umum, resin komposit digunakan untuk:
-          Restorasi kelas I, II, III, IV, V dan VI
-          Fondasi atau corebuildups
-          Sealant dan restorasi komposit konservatif (restorasi resin preventif)
-          Prosedur estetis tambahan
-          Partial veneers
-          Full veneers
-          modifikasi kontur gigi
-          penutupan/perapatan diastema
-          Semen (untuk restorasi tidak langsung)
-          Restorasi sementara
-          Periodontal splinting
-          Aman untuk restorasi lesi kecil dan memiliki nilai estetik yang sangat bagus
-          Cukup untuk menerima tekanan oklusal yang sedang tapi lebih cepat
-          Lesi interproksimal (klas III) pada gigi anterior Lesi pada permukaan fasial gigi anterior (klas V)
-          Lesi pada permukaan gigi premolar
-          Hilangnya sudut incisal gigi
-          Fraktur gigi anterior
-          Membentuk kembali gigi untuk mendukung restorasi tuang
-          Lesi oklusal dan interproksimal gigi posterior ( klas I & II)
-          Ikatan jangka panjang dengan dentin diragukan, untuk mengembangkan adhesi dentin digunakan penghubung yaitu GIC
The American Dental Association (ADA) mengindikasikan kelayakan resin komposit untuk digunakan sebagai pit and fissura sealant, resin preventif, lesi awal kelas I dan II yang menggunakan modifikasi preparasi gigi konservatif, restorasi kelas I dan II yang berukuran sedang, restorasi kelas V, restorasi pada tempat-tempat yang memerlukan estetika, dan restorasi pada pasien yang alergi atau sensitif terhadap logam.
ADA tidak mendukung penggunaan komposit pada gigi dengan tekanan oklusal yang besar, tempat atau area yang tidak dapat diisolasi, atau pasien yang alergi atau sensitif terhadap material komposit. Jika komposit digunakan seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ADA menyatakan bahwa "ketika digunakan dengan benar pada gigi-geligi desidui dan permanen, resin berbahan dasar komposit dapat bertahan seumur hidup sama seperti restorasi amalgam kelas I, II, dan V.”
            Kontra inikasi resin komposit
Kontraindikasi utama dari penggunaan resin komposit sebagai material restorasi adalah berhubungan dengan faktor-faktor yang muncul seperti isolasi, oklusi dan operator. Jika gigi tidak dapat diisolasi dari kontaminasi cairan mulut maka resin komposit atau bahan bonding lainnya tidak dapat digunakan. Hal ini terjadi karena resin komposit bersifat sangat sensitif dan memerlukan ketelitian. Bila terkontaminasi cairan mulut, kemungkinan restorasi akan lepas (Summitt dkk., 2006).
Jika semua kontak oklusi terletak pada bahan restorasi maka resin komposit sebaiknya tidak digunakan. Hal ini karena resin komposit kekuatan menahan tekanan oklusi lebih rendah dibandingkan amalgam. Diperlukan memperkuat sisa struktur gigi yang tidak dipreparasi dengan prosedur restorasi komposit. Adanya perluasan restorasi hingga mencapai permukaan akar, menyebabkan adanya celah pada pertemuan komposit dengan akar. Penggunaan liner pada area permukaaan akar dapat mengurangi kebocoran, celah dan sekunder karies. Tumpatan menggunakan komposit pada gigi posterior akan cepat rusak pada pasien dengan tenaga pengunyahan yang besar atau bruxism, karena bahan komposit mudah aus. Pasien dengan insidensi karies tinggi serta kebersihan mulut tidak terjaga juga dianjurkan untuk tidak menggunakan tumpatan resin komposit (Baum, et al., 1995).
-          Faktor isolasi
Agar restorasi komposit dapat berhasil (untuk memulihkan fungsi, tidak mengganggu jaringan, dan retensi pada gigi), komposit harus berikatan dengan struktur gigi, yaitu email dan dentin. Struktur gigi yang dibonding memerlukan lingkungan yang terisolasi dari kontaminasi cairan mulut atau kontaminan lainnya. Kontaminasi tersebut akan menghalangi pembentukan ikatan. Jika daerah operasi dapat diisolasi dengan baik, maka prosedur bonding yang dilakukan akan berhasil. Hal ini berlaku untuk penggunaan restorasi komposit, bonded amalgam, atau ionomer kaca, serta bonding restorasi tidak langsung dengan penggunaan agen penyemenan yang tepat. Jika daerah operasi tidak dapat sepenuhnya dilindungi dari kontaminasi, maka yang digunakan adalah sebuah restorasi nonbonded amalgam, karena kehadiran cairan mulut tidak menyebabkan masalah klinis yang signifikan dengan amalgam.
-          Faktor oklusal
Material resin komposit kurang resisten dibandingkan dengan amalgam, namun penelitian menyatakan bahwa daya resistensi resin komposit tidak jauh berbeda dengan amalgam. Pada pasien dengan kekuatan oklusal yang besar, bruxism atau restorasi pada seluruh permukaan oklusal penggunaan amalgam lebih baik dibandingkan dengan resin komposit. Namun pada gigi dengan dengan tekanan oklusal yang normal dan kontak oklusal normal pada struktur gigi penggunaan resin komposit baik sebagai bahan restorasinya.
-          Kemampuan operator
Preparasi gigi untuk restorasi dengan resin komposit relatif mudah dan tidak kompleks apabila dibandingkan dengan amalgam, namun dalam hal isolasi gigi, penempatan etsa, primer dan bahan adhesif pada struktur gigi, insersi, finishing dan polishing dari resin komposit lebih sulit dari restorasi amalgam. Dan menurut Jordan (1988), restorasi dengan komposit lebih sulit digunakan pada gigi posterior, prosedur finishing yang lama, serta proteksi pulpa menjadi lebih faktor kritis dibandingkan dengan amalgam karena komposit merupakan material yang bersifat toksik. Dan waktu yang dibutuhkan untuk penambalan lebih lama dan operator harus lebih berhati-hati (Baum, et al., 1995). Untuk itu operator harus memberikan perhatian yang besar dan detail pada penyelesaian restorasi komposit secara sempurna. Kemampuan dan pengetahuan dari penggunaan material dan keterbatasannya sangat dibutuhkan oleh operator dalam menggunakan resin komposit sebagi bahan restorasi.

Kelebihan dan kekurangan dari resin komposit
Kelebihan Komposit
-          Warna dan tekstur material bisa disamakan dengan gigi pasien dengan menambah material pengisi.
-          Bisa digunakan untuk merubah warna, ukuran dan bentuk gigi untuk memperbaiki senyuman.
-          Tidak mengandung merkuri.
-          Sangat bermanfaat untuk gigi anterior dan kavitas kecil pada gigi posterior dengan beban gigitan yang tidak terlalu besar dan mementingkan estetis.
-          Hanya sedikit gigi yang perlu dipreparasi untuk pengisian bahan tambalan berbanding amalgam (Anusavice, 2003).
-          Bahan tambal ini meraih popularitas karena sifatnya yang dapat melepas fluor yang sangat berperan sebagai antikaries. Dengan adanya bahan tambal ini, resiko kemungkinan untuk terjadinya karies sekunder di bawah tambalan jauh lebih kecil dibanding bila menggunakan bahan tambal lain
-          Biokompatibilitas bahan ini terhadap jaringan sangat baik (tidak menimbulkan reaksi merugikan terhadap tubuh).
-          Material ini melekat dengan baik ke struktur gigi karena mekanisme perlekatannya adalah secara kimia yaitu dengan pertukaran ion antara tambalan dan gigi. Oleh karena itu pula, gigi tidak perlu diasah terlalu banyak seperti halnya bila menggunakan bahan tambal lain. Pengasahan perlu dilakukan untuk mendapatkan bentuk kavitas yang dapat ‘memegang’ bahan tambal.
Kekurangan Komposit
-          Bisa terjadi shrinkage apabila material di set, sehingga menyebabkan pembentukan ruang kecil antara gigi dan bahan tambalan.
-          Tidak bisa digunakan untuk tambalan yang besar.
-          Lebih cepat aus dibanding amalgam.
-          Tehnik etsa asam bisa melemahkan material polimer komposit.
-          Kontras bahan tambalan komposit dan karies yang kurang menyebabkan sukar untuk mendeteksi karies baru.
-          Memerlukan ketrampilan serta biaya tinggi.
-          Kekuatannya lebih rendah bila dibandingkan bahan tambal lain, sehingga tidak disarankan untuk digunakan pada gigi yang menerima beban kunyah besar seperti gigi molar (geraham).
-          Warna tambalan ini lebih opaque, sehingga dapat dibedakan secara jelas antara tambalan dan permukaan gigi asli.
-          Tambalan glass ionomer cement lebih mudah aus dibanding tambalan lain

Tahapan preparasi dan restorasi pada penggunaan tumpatan plastis resin komposit, sik dan amalgam

-          Tahapan preparasi dan restorasi tumpatan plastis resin komposit
  1. Initial Clinical Procedures
Akhir-akhir ini semen komposit dianggap tidak lagi cocok untuk digunakan merestorasi kavitas oklusal, tetapi untuk kavitas yang kecil pada permukaan oklusal gigi yang cukup sehat dapat dilakukan restorasi dengan komposit etsa asam, asalkan fisura yang masih ada juga direstorasi pada saat yang bersamaan. Dengan makin membaiknya sifat fisik dari resin komposit, bahan ini dapat dipertimbangkan kegunaannya untuk kavitas yang besar. Dewasa ini resin komposit hanya cocok digunakan untuk restorasi kavitas lingual pada gigi yang sudah dirawat saluran akar.
Sama seperti prosedur preparasi umumnya, preparasi kelas I restorasi komposit didahului dengan seleksi area yang akan dipreparasi. Diperlukan juga penilaian terhadap hubungan oklusi dengan gigi antagonisnya untuk meminimilkan terjadinya trauma oklusi. Isolasi pada daerah operasi pada umumnya tidak menjadi masalah, tetapi sangat menentukan keberhasilan dari preparasi.
  1. Tooth Preparation
Terdapat tiga tipe dalam preparasi komposit, yaitu konvensional, beveled conventional, dan modifikasi. Konvensional preparasi dapat digunakan untuk meningkatkan resistance form yang dapat meminimalkan terjadinya fraktur pada gigi dan bahan komposit pada saat selesai preparasi. Preparasi konvensional ini juga digunakan pada gigi dengan area preparasi yang luas serta memiliki tekanan oklusal yang besar. Desain bevel konvensional, preparasi konvensional, atau kombinasi keduanya, dasar kavitas yang rata untuk menerima tekanan oklusal, kekuatan gigi, serta konfigurasi dari permukaan restorasi merupakan unsur-unsur yang dapat membantu dalam menahan kemungkinan frakturnya gigi dan restorasi.
Restorasi kavitas kecil hingga sedang preparasinya dapat menggunakan preparasi modifikasi, yang biasanya tidak memiliki karakteristik resistance form pada preparasi konvensional. Preparasi jenis modifikasi ini memiliki pelebaran pada bagian cavosurface tanpa adanya bagian yang datar pada pulpa atau axial wall. Preparasi ini biasanya lebih membulat dan lebih kecil, sehingga lebih bersifat konservatif pada gigi. Pada preparasi jenis ini dapat digunakan cutting instrument.
Berbagai tipe cutting instrument dapat digunakan pada preparasi kelas I, secara umun ukurannya sesuai dengan lesi yang ada, dan ketajamannya dapat berguna dalam pembentukan retensi dan resistensi yang diinginkan. Bila permukaan oklusal yang akan direstorasi lebih luas, maka dapat kita gunakan disain boxlike preparation, preparasi ini menghasilkan resistensi dan retensi yang besar terhadap terjadinya fraktur.
  • Teknik preparasi
  1. Convensional
Untuk preparasi kelas I yang besar dengan komposit, masukkan inverted cone diamond lewat distal area pit pada permukaan oklusal, posisikan sejajar dengan sumbu akar dan mahkota. Saat diantisipasi bahwa seluruh panjang mesiodistal dari sentral groove yang akan dipreparasi, lebih mudah memasukkan bagian distal terlebih dulu dan kemudian melintasi mesial.
Teknik ini memungkinkan penglihatan yang lebih baik untuk operator selama melakukan preparasi. Siapkan pulpal floor untuk kedalaman inisiasi awal 1,5 mm, yang diukur dari sentral groove (Gb. 5) . Setelah daerah groove sentral dibuang, facial atau lingual diukur kedalaman, ini akan lebih besar, biasanya sekitar 1,75 mm, tetapi ini tergantung pada kecuraman dari kecondongan cuspal (Gb. 6). Biasanya kedalaman awal ini adalah kira-kira 0,2 mm dalam (internal) di Dej. diamond dipindahkan ke mesial (Gb. 7) untuk menyertakan sisa lain, mengikuti groove sentral, sebaik turun naiknya DEJ (Gb. 8).
Perluasan permukaan bukal dan lingual dan lebar mengikuti karies, material restorasi lama, atau kesalahan. Mempertahankan kekuatan cuspal dan marginal ridge sebanyak mungkin. Meskipun ikatan akhir restorasi komposit akan membantu memulihkan beberapa kekuatan melemah, permukaan yang tidak dipreparasi, lingual mesial, atau distal struktur gigi, bentuk outline harus sebagai konservatif mungkin di daerah ini. Perluasan pada cups harus seminimal mungkin. Perluasan sampai marginal ridge harus menghasilkan kira-kira 1,6 mm ketebalan gigi sisa struktur (diukur dari perluasan internal ke kontur proksimal) untuk premolar dan kira-kira 2 mm untuk geraham (Gb. 9). Perluasan terbatas tergantung oleh dukungan dentin pada marginal ridge email dan cups. Diamond berjalan sepanjang groove dan menghasikan pulpal floor yang datar dan mengikuti naik turunnya DEJ. Jika perluasan mengharuskan pengurangn cups, ini sama kira-kira 1,5 mm kedalaman dipertahankan, biasanya menghasilkan pulpal floor naik ke oklusal (Gb. 10).
Restorasi Resin Komposit Kelas I

Gambar 5. Diamond is moved mesially to include all faults


Restorasi Resin Komposit Kelas I

Gambar 6. Mesiodistal initial pulpal depth preparation follows DEJ. A, Mesiodistal cross-section of premolar. B, Move cutting instrument mesially. C, Follow contour of DEJ.

Restorasi Resin Komposit Kelas I

Gambar 8. Faciolingual extension. Maintain initial 1.5-mmpulpal depth up cuspal inclines.
Gambar 7. Mesiodistal extension. Preserve dentin
support of marginal ridge enamel. A, Molar.
B, Premolar.


Restorasi Resin Komposit Kelas I


Gambar 9. Groove extension. A, Cross-section through facial and lingual groove area. B, Extension through cusp ridge at 1.5 mm initial pulpal depth; facial wall depth is 0.2 mm inside the DEJ. C, Facial view.

Restorasi Resin Komposit Kelas I


Gambar 10. Beveling a facial groove extension. Coarse diamond creates a 0.5-mm bevel width at a 45-degree angle. A, Facial view. B, Occlusal view.

  1. Modified
Preparasi ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan ketebalan yang cukup bagi bahan restoratif. Semua tepi harus mempunyai butt-joint cavosurface angle 90º untuk mendapatkan kekuatan tepi bagi bahan restorasi. Semua tepi dan sudut harus dibuat membulat untuk menghindari tekanan pada restorasi dan gigi, sekaligus mengurangi kemungkinan terjadinya fraktur.
Bur carbide atau diamond yang digunakan untuk preparasi gigi harus yang berbentuk tappered supaya dinding fasial dan lingual divergen ke arah oklusal. Bentuk divergen ini akan mempermudah insersi pasif untuk restorasi. Ujung mata bur harus bulat supaya sudut yang dibentuk tidak tajam, sehingga dapat mengurangi stress internal. Derajat divergensi di antara 2º-5º pada setiap dinding. Sepanjang preparasi, instrument potong digunakan untuk membuat dinding vertikal sejajar aksis panjang mahkota gigi.
Preparasi pada oklusal dengan kedalaman 1,5-2 mm. Kebanyakan komposit dan keramik memerlukan isthmus dan groove dengan kelebaran 1,5mm untuk mengurangi fraktur pada restorasi. Dinding fasial dan lingual dipreparasi sehingga cusps datar dan halus. Idealnya, tidak boleh ada undercut yang menghalangi insersi bahan restorasi. Jika ada undercut yang kecil, bisa ditutupi dengan menggunakan liner semen ionomer. Dinding pulpa juga harus rata dan halus. Jika sisa karies atau bahan restorasi yang sebelumnya akan dibuang, dindingnya direstorasi dengan liner/base light-cured semen ionomer. Margin gingival dikurangi seminimal mungkin karena margin pada enamel lebih sering digunakan untuk bonding.
Apabila bagian dari dinding fasial atau lingual mempunyai karies, maka preparasi dilebarkan (dengan gingival shoulder) disepanjang transitional line angle agar kerusakan dapat dihilangkan. Dinding aksial pada pelebaran ini di preparasi untuk mendapatkan ketebalan restorasi yang mencukupi. Cusp haruslah di capping jika preparasi melebihi 2/3 atau lebih dari groove primer ke ujung cusps. Jika cusps di capping, preparasi dikurangi 1,5-2mm dan mempunyai cavosurface angle 90º. Apabila cusps dikapping, terutama centric cusps, shoulder haruslah dibuat dengan cavosurface margin fasial dan lingual menjauhi dari kontak gigi antagonis.
  • Teknik restorasi
Matrix tidak di perlukan pada preparasi restorasi karena konturnya dapat dikontrol secara langsung pada saat material komposit dimasukan ke dalam preparasi seperti pada restorasi klas V. Hal ini benar terutama pada pemakaian lightcured material dimana mempunyai working time yang lebih lama, sehingga operator dapat membuat kontur pada restorasi apabila material restorasi masih berada dalam keadaan yang belum terpolimerisasi.

  • Etsa, Priming dan Penempatan adhesif
  1. Teknik etsa
Pengerutan polimerisasi terjadi ketika resin metakrilat mengeras, oleh karena itu kebocoran tepi restorasi lebih mungkin terjadi pada restorasi resin dibandingkan bahan jenis lain. Bahan komposit yang ada saat ini tidak memiliki kemampuan untuk menahan kebocoran tepi, sehingga kebocoran cairan mulut sering terjadi pada bagian yang berdekatan dengan restorasi. Secara singkat tujuan etsa asam adalah meningkatkan perlekatan mekanis dan menutup tepi. Prosedur ini memperluas penggunaan bahan restorasi berbasis resin karena memberikan ikatan yang kuat antara resin dan email serta memecahkan masalah yang dihadapi oleh restorasi berbasis resin yaitu perubahan warna di bagian tepi karena kebocoran tepi restorasi yang berhadapan.
  • Penggunaan
Teknik etsa asam membentuk basis bagi kebanyakan prosedur inovatif kedokteran gigi, seperti retensi logam berikatan resin, vinir berlapis porselen dan braket ortodontik.1 Secara sistematis, ada 4 hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan etsa asam : metode, waktu, konsentrasi asam, dan tipe asam yang digunakan.
  • Metode
Asam fosforik dapat diaplikasikan dalam bentuk gel dengan menggunakan kuas atau injeksi. Kuas lebih dianjurkan karena ujung yang baik dari kuas akan mengikatkan asam ke enamel pada preparasi chamfer-shoulder dan bulu kuas yang halus akan mencegah gosokan kasar yang nantinya akan menghasilkan penurunan retensi akibat fraktur dari enamel interstitial yang mengelilingi pori-pori yang sangat kecil (micropore).
  • Waktu
Waktu yang digunakan untuk etsa asam fosforik tidaklah lama, normalnya 10-60 detik.3 Waktu yang lebih lama tidak akan menambah kekuatan ikatan. Namun, lamanya pemberian etsa bervariasi tergantung riwayat gigi yang dietsa. Aplikasi dapat lebih lama (1 menit atau lebih) pada gigi susu dan gigi yang mengalami fluorosis karena keduanya bersifat melawan prosedur etsa.
  • Konsentrasi asam
Konsentrasi 30%-50% adalah yang paling efektif dan banyak terdapat di pasaran.1,3 Konsentrasi 37% merupakan konsentrasi terbanyak di pasaran. Konsentrasi lebih dari 50% dapat menyebabkan pembentukan monokalsium fosfat monohidrat pada permukaan teretsa yang menghambat kelarutan lebih lanjut.
  • Tipe asam yang digunakan
Ada 2 macam tipe asam yang dapat digunakan untuk etsa yaitu gel dan larutan encer. Tipe larutan encer mudah untuk digunakan tetapi sangat sulit untuk mengontrol flow cairan.2,3 Gel fosforik dengan viskositas tinggi seperti Caulk Gel Etchant atau Ultradent Etching Gel lebih mudah untuk dikontrol secara klinis.2 Dalam pembuatannya, gel tersebut seringkali dibuat dengan menambah silika koloidal atau butiran polimer ke dalam asam.
Pada umumnya etsa dipasok dalam bentuk gel agar peletakan bahan dapat lebih dikendalikan. Selama peletakan usahakan agar gelembung udara antara kedua bahan tidak masuk karena jika ada gelembung udara daerah tersebut tidak dapat teretsa. Setelah dietsa, asam harus dibilas dengan air selama 20 detik, kemudian enamel dikeringkan. Tanda keberhasilan etsa tampak pada permukaan enamel yang berwarna putih salju. Enamel ini harus dijaga agar tetap kering sampai resin diletakkan, tujuannya untuk membentuk ikatan yang baik. Kontak dengan saliva atau darah misalnya, walaupun hanya sebentar dapat menghalangi pembentukan resin tag yang efektif dan mengurangi kekuatan ikatan. Jika terjadi kontaminasi, kontaminan harus segera dibersihkan, enamel dikeringkan serta dietsa kembali selama 10 detik (lebih singkat dari waktu etsa awal).
  1. Teknik primer
Primer harus diaplikasikan pada semua struktur gigi yang dipreparasi dengan menggunakan microbrush atau applicator. Pabrik akan menentukan lama aplikasi bahan primer serta lama penyinaran. Apabila sudah dilapisi dengan primer maka dentin seharusnya mengkilap secara rata, dan jika terdapat bagian yang kering maka harus diberi lapisan primer lagi.
  1. Penempatan adhesif
Jika sistem bonding tidak menyatukan primer dan adhesive, maka bonding adhesive diaplikasikan. Microbrush atau applicator digunakan untuk mengaplikasikan bahan adhesive semua bagian atau struktur gig yang telah di etsa dan di primer. Harus diperhatikan agar bahan adhesive tidak mengalir ke bagian yang lain. Apabila sudah diaplikasikan, bahan adhesive dipolimerisasi dengan penyinaran cahaya. Setelah polimerisasi material komposit akan terikat secara langsung dengan bahan adhesive tersebut.
  • Insersi dan curing komposit
Self cured atau light cured komposit dapat diinsersi dengan instrument tangan atau syringe. Komposit self-curing jarang digunakan untuk restorasi klas V karena light-curing mempunyai banyak kelebihan dibanding self-curing. Diusapakan campuran komposit self-cured pada preparasi dengan menggunakan instrument tangan sambil vibrasi. Ujungnya dapat dilubrikasi dengan bonding adhesive. Biasanya prosedur ini dilakukan dua kali supaya preparasi terisi penuh atau lebih. Kemudian eksesnya dibersihkan dimulai dari gingival cavosurface margin dengan menggunakan eksplorer No. 2 atau dengan menggunakan blade pada instrument komposit, seterusnya pada bagian struktur gigi yang tidak dipreparasi, gingival dan terakhir pada bagian yang dipreparasi. Jika komposit mulai mengeras, maka konturing harus dihentikan.
Material light-cured direkomendasikan umumnya untuk preparasi klas V disebabkan oleh working time yang lebih lama dan kontur yang dapat dikontrol sebelum terjadi polimerisasi. Hal ini sangat berguna pada restorasi dengan preparasi yang besar atau pada preparasi dengan merginnya yang terletal pada cementum, karena instrument rotasi dapat merusakan struktur gigi.
  • Konturing dan polising
Konturing dapat dimulai dengan segera setelah penyinaran light-cured materi komposit selesai polimerisasinya atau 3 menit sesudah pengersan materi self-cured. Permukaan oklusal dibentuk dengan round, 12-bladed carbide finishing bur atau bentuk yang serupa untuk finishing diamond. Special carbide-tipped carvers (carbide carvers;brasseler USA, Savannah,Ga) digunakan untuk menghilangkan kelebihan komposit yang panjang di daerah tepi oklusal. Finishing dilakukan dengan piloshing cups atau point atau keduanya setelah oklusi diperoleh. Setelah itu dilakukan pembentukan anatomi oklusal komposit gigi sehingga juga diperoleh seni dalam insersinya .


Tahapan:

Restorasi Resin Komposit Kelas I
  1. Diamond fine 8274-016 (red band) digunakan untuk membuat kontur dan meperbaikii morfologi oklusal gigi. Ujung cups, kemiringan instrument diletakkan dengan benar pada fossa dari arah bukal atau lingual
  2. Diamond ET 6 Fine (red band) digunakan untuk membuat kontur dan antomi oklusal gigi. Ujung instrument ditempatkan dengan tepat di tengah fossa dan diarahkan daru bukal maupun sisi lingual. Bisa digunakan untuk fossa sebelah mesial maupun distal.

Restorasi Resin Komposit Kelas I


  3. ET6UF(30 blade white band) carnide digunakan untuk finishing restorsai komposit. Instrumen ini  digunakan untuk restorasi komposit dan menfinishing bagian magin gigi.

  4. H274uf-016 (30 blade white band) digunakan untuk menfinishing, dan membuat kontur dari oklusal gigi agar sesuai dengan anatomi.

Restorasi Resin Komposit Kelas I

5.Ujung diamond imprehnated(green)DC1M digunakan untuk mengawali polishing yang ditempatkakn pada tengah fossa dan diarahkan dari bukal maupun lingual

6.  Pada akhir polishing, maka digunakn ujung dari fine (gray)polishing sehingga dapat diproduksi kilau yang bagus pada gigi
.
Restorasi Resin Komposit Kelas I

7. cup DC3M (medium) digunakan untuk menghilangkan kotoran dan membuat hasil restorasi baik

Restorasi Resin Komposit Kelas I

8. Hasil akhir dari Poloshing, sehingga restorasi komposit terlihat mengkilat




Tujuan melakukan polishing:
  1. supaya tahan dari stain
  2. supaya tahan dari formasi plak dan kalkulus
  3. mudah dibersihkan
  4. meminimalkan iritasi dari jaringan lunak
  5. dapat meningkatkan ketahanan restorasi





1 komentar:

  1. The 7 Best Slot Machines in the World - Oklahoma Casino Directory
    The 7 Best Slot 안전사이트 Machines in the netteller World · 1. Lucky 7 · 2. 슬롯 Wheel of Fortune mgm 바카라 · 3. Big Bass Bonanza · 4. Egyptian Princess w88 · 5. Egyptian Princess · 6. The Great

    BalasHapus

About