RADIOGRAFI KELAINAN PERIKORONAL DAN PERIODONTAL
1. KELAINAN PERIKORONAL
PERIKORONITIS
Pericoronitis adalah infeksi yang melibatkan jaringan lunak di sekitar mahkota gigi yang erupsi sebagian.Terjadi berhubungan dengan
erupsi gigi, terutama yang mengalami hambatan erupsi; pada gigi posisi normal
jarang terjadi, sering terjadi M3 RB (bagian distal). Pada gigi yang impaksi sebagian, mahkota gigi
biasanya diliputi oleh jaringan lunak baik yang menutupi permukaan oklusal
mahkota gigi (operculum) atau permukaan aksialnya.Antara mahkota gigi yang impaksi dan
jaringan lunak yang menutupinya terdapat suatu ruang potensial, yakni bagian
dari dental follicle, dimana
keradangan follicle ini merupakan awal dari perikoronitis.
Pericoronitis
dapat juga terjadi akibat trauma gigitan dari M3 RA. Operculum dari mahkota M3
rahang bawah dapat menjadi bengkak karena tergigit oleh M3 RA. Dalam hal ini
pencabutan gigi M3 RA biasanya akan dapat menghilangkan gejala klinis dan
simptom yang ada.Pericoronitis dapat pula terjadi akibat terperangkapnya
makanan dibawah operculum, sisa makan dapat menjadi media pertumbuhan bakteri.
Gambaran
klinis dari kelainan ini adalah lesi yang merah bengkak, bisa
bersifat supuratif atau nonsupuratif, sakit menjalar hingga ke telinga,
tenggorokan dan dasar mulut, bisa sampai trismus,
pembengkakan pada pipi, Limpadenitis, demam, leukositosis, malaise. Terjadi berhubungan dengan
erupsi gigi, terutama yang mengalami hambatan erupsi; pada gigi posisi normal
jarang terjadi, sering terjadi M3 RB (bagian distal).
Untuk gambaran radiografisnya terdapat gambaran radiolusen berbatas tidak
jelas disekitar bagian distal mahkota M-3 RB.
Gambar
1 Gambar
2
Ket
: Gambar 1. Temuan sehat tanpa radiolusensi pericoronal didefinisikan oleh
garis yang seragam tanpa pecah atau daerah bercahaya menyebar di bawah mahkota
Gambar 2. Radiolusensi pericoronal di bawah
mahkota didefinisikan oleh daerah bercahaya difus akibat pelebaran teratur
ruang folikular, mulai lebar 0-3,5 mm di bawah jumlah maksimum mahkota
2.
KELAINAN
PERIODONTAL
PERIODONTITIS
Periodontitis adalah inflamasi jaringan periodontal yang ditandai dengan
migrasi epitel jungsional ke apikal, kehilangan perlekatan dan puncak tulang
alveolar. Pada pemeriksaan klinis terdapat peningkatan kedalaman probing,
perdarahan saat probing (ditempat aktifnya penyakit) yang dilakukan
dengan perlahan dan perubahan kontur fisiologis. Dapat juga ditemukan kemerahan
dan pembengkakan gingiva. Biasanya tidak ada rasa sakit (Fedi dkk, 2004).
Selain
itu juga terjadi pembentukan poket, menurut Fedi dkk (2004), poket adalah pendalaman
sulkus gingiva secara patologis karena penyakit periodontal. Pendalaman sulkus
dapat terjadi karena tiga hal:
(1) pergerakan tepi gusi bebas ke arah koronal,
seperti pada gingivitis;
(2) perpindahan epitel
jungsional ke arah apikal, bagian koronal epitel terlepas dari permukaan gigi;
dan
(3) kombinasi keduanya.
Secara radiografis,
pada penderita periodontitis jenis menunjukkan adanya resorbsi tulang alveolar.
Normalnya puncak alveolar crest berada sekitar 0,5 sampai 2 mm dibawah CEJ.
Namun pada penderita periodontitis ini letak puncak alveolar crestnya terlihat
lebih keapikal. Dalam hal ini ada dua macam pola resorbsi tulang alveolar pada
penderita periodontitis.
1.
Horizontal bone loss : terresorbsinya tulang alveolar secara horizontal
dan menyeluruh
2.
Vertical bone loss : terresorbsinya tulang alveolar secara vertikal dan
biasanya bersifat lokal
Gambar
1
Gambar 2 Gambar 3
Keterangan :
Gambar 1. Gambaran
normal dari alveolar crest
Gambar 2. Horizontal
bone loss pada interproksimal dari gigi posterior
Gambar 3. Vertical bone
loss pada interproksimal beberapa gigi
Pada kehilangan tulang periodontal pada gigi berakar jamak, terjadi
masalah khusus ketika terlibatnya bifurkasi atau trifurkasi. Keterlibatan
furkasi berdasarkan pengukuran horizontal, antara lain:
1. Klas 1: furkasi dapat di probe dengan kedalaman 3 mm
(F1).
2. Klas 2: furkasi dapat di probe dengan kedalaman lebih
dari 3 mm, namun
tidak menembus sisi yang lain (F2).
3. Klas 3: furkasi menembus sisi yang lain dan dapat di
probe seutuhnya (F3).
Gambaran radiografi poket tanpa keterlibatan furkasi
(kiri)
dan keterlibatan furkasi klas 1 (kanan)
(Rateitschak dkk, 1985)
Gambaran radiografi poket dengan keterlibatan
furkasi klas 2 (kiri) dan keterlibatan furkasi klas 3
(kanan)
(Rateitschak dkk, 1985)
Menurut Fedi dkk (2004), klasifikasi periodontitis
adalah sebagai berikut:
A.
Periodontitis kronis
Tipe ini adalah tipe periodontitis yang berjalan lambat, terjadi pada 35
tahun keatas. Kehilangan tulang berkembang lambat dan didominansi oleh bentuk horizontal. Faktor
etiologi utama adalah faktor lokal terutama bakteri gram negatif. Tidak
ditemukan kelainan sel darah dan disertai kehilangan tulang (Fedi dkk,
2004).
Gambaran klinis
Periodontitis kronis bisa terdiagnosis secara
klinis dengan mendeteksi perubahan inflamasi kronis pada marginal gingival,
kemunculan poket periodontal dan kehilangan perlekatan secara klinis. Penyebab
periodontal ini besifat kronis, kumulatif, progresif dan bila telah mengenai
jaringan yang lebih dalam akan menjadi irreversible. Secara klinis pada mulanya
terlihat peradangan jaringan gingiva disekitar leher gigi dan warnanya lebih
merah daripada jaringan gingiva sehat. Pada keadaan ini sudah terdapat keluhan
pada gusi berupa perdarahan spontan atau perdarahan yang sering terjadi pada
waktu menyikat gigi.
Bila gingivitis ini dibiarkan melanjut tanpa
perawatan, keadaan ini akan merusak jaringan periodonsium yang lebih dalam,
sehingga cement enamel junction menjadi rusak, jaringan gingiva lepas dan terbentuk
periodontal poket. Pada beberapa keadaan sudah terlihat ada peradangan dan
pembengkakan dengan keluhan sakit bila tersentuh.
Bila keparahan telah mengenai tulang rahang,
maka gigi akan menjadi goyang dan mudah lepas dari soketnya.
Gambar 2.Periodontitis
kronis secara klinis
Tanda klinik dan karakteristik periodontitis kronis:
10
Gambaran klinis periodontitis dewasa
kronis
(Rateitschak dkk, 1985)
Gambaran Radiografi
Gambar
3.
Periodontitis kronis secara Radiografi
Gambaran radiografi periodontitis dewasa
kronis:
terlihat kehilangan tulang
horizontal ringan-sedang dan terlokalisasi
(Rateitschak dkk, 1985)
B.
Periodontitis Agresif
Periodontitis agresif adalah suatu penyakit periodontal
yang terjadi pada anak-anak, khususnya pada masa remaja (pubertas) yang
ditandai dengan hilangnya perlekatan dan tulang alveolar yang cepat, pada satu
atau lebih gigi permanen yang terlibat.
Periodontitis agresif merupakan penyakit yang sangat
sulit untuk diatasi, dikarenakan penyakit ini dapat mengakibatkan perusakan
jaringan lunak dan tulang yang dapat menyebabkan peningkatan mobiliti gigi dan
kehilangan gigi.
Klasifikasi periodontitis agresif ada 2,yaitu:
1.
Localized
aggressive periodontitis
Definisi : merupakan penyakit destruktif pada kavitas
oral yang biasa terjadi pada gigi Molar pertama dan gigi Incisivus pada
anak-anak dan dewasa muda, yang menyebabkan kerusakan tulang dalam jangka waktu
yang sangat cepat dan menyebabkan kehilangan gigi geligi.
Karakteristik klinik :
a.
Penyakit dijumpai
pada gigi Molar pertama dan Incisivus dengan hilangnya perlekatan pada daerah
interproksimal paling sedikit 2 gigi.
b.
Berkurangnya
inflamasi secara klinis disamping ditemukan poket periodontal yang dalam.
c.
Pada kebanyakan
kasus jumlah plak yang mempengaruhi gigi minimal, sehingga cenderung tidak
konsisten dengan jumlah kerusakan periodontal yang ditemukan.
d.
Penyakit Localized
Aggresive Periodontitis berkembang dengan cepat.
e.
Migrasi distolabial
gigi Incisivus maksilaris.
f.
Pembentukan diastem
secara berkala.
g.
Peningkatan
mobilitas gigi Molar pertama
h.
Sensitif dari
permukaan akar yang terbuka terhadap suhu dan stimulasi taktil.
i.
Rasa sakit tajam
dan rasa sakit yang menyebar sewaktu mastikasi.
j.
Dapat terbentuk
abses periodontal pada tahap ini dan terjadi pembesaran pada kelenjar limfe.
Gambaran radiologi :
Keterangan :
a. Kehilangan tulang alveolar disekitar Molar pertama dan
Incisivus pada usia pubertas
b. Suatu bentuk kerusakan tulang alveolar yang meluas dari
permukaan distal gigi P2 hingga permk. mesial dari gigi M2
c. Kerusakan tulang dalam arah vertikal lebih sering
dijumpai pada daerah gigi Molar sebab tulang interdental didaerah ini lebih
luas dibanding didaerah Incisivus
Radiografi menunjukkan kehilangan
tulang alveolar lokal, vertikal yang berhubungan dengan molar pertama rahang
atas dan bawah dan incisivus centralis mandibular. Gigi incisivus rahang atas
tidak menunjukkan keterlibatan yang jelas.
2. Generalized Aggresive Periodontitis
Definisi : merupakan suatu
penyakit yang umumnya terjadi pada orang dewasa pada usia dibawah 30 thn /
lebih. Penyakit ini ditandai dengan hilangnya attachment interproksimal secara
keseluruhan yang mempengaruhi 3 gigi permanen lainnya selain Molar pertama dan
Incivus.
Karakteristik klinik :
a.
Umumnya memiliki
jumlah plak bakterial yang lebih sedikit yang berhubungan dengan gigi yang
terlibat. Secara kuantitatif, jumlah plak cenderung tidak seimbang dengan
kerusakan periodontal yang terjadi secara kualitatif.
A.actinomycetemcomitans dan Bacteroides tonsythus ditemukan pada
plak gigi penderita
b.
Pada kasus
Generalized Aggresive Periodontitis dijumpai 2 bentuk respon jaringan gingival:
*.Pada jaringan inflamasi akut:
Terjadi proliferasi, ulser & berwarna merah terang Perdarahan dapat terjadi
secara spontan/melalui stimulasi ringan
*.Pada kasus lainnya : Jaringan
gingiva cenderung berwarna merah muda Bebas inflamasi Terkadang terjadi
stipling walaupun akhirnya tdk ditemukan lag
Poket yang dalam dapat ditemukan melalui probing
c.
Beberapa pasien
Generalized Aggresive Periodontitis mengalami kondisi
sistemik seperti pada kekurangan berat badan, depresi mental dan malaise
Gambaran Radiologis :
Keterangan :
a.Terdapat bentuk kerusakan tulang yang parah dengan jumlah plak gigi yang
minimal.
b.Terlihat kehilangan tulang alveolar yang mendukung lebih dari tiga gigi
kecuali molar pertama dan incisivus.
Radiografi menunjukkan sifat
keparahan penyakit yaitu semua gigi yang telah tumbuh terpengaruh. Resorbsi tulang alveolar juga sudah sangat parah
yaitu hampir ¾ tulang alveolar sehingga terdapat keterlibatan furkasi kelas 3.
0 komentar:
Posting Komentar