Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan dari tindakan penumpatan
Berikut adalah beberapa factor yang berpengaruh terhadap
keberhasilan Restorasi plastis, diantaranya yaitu:
1. Teknik isolasi yang baik.
Teknik isolasi yang baik akan dapat membantu terciptanya
keberhasilan restorasi yang dilakukan. Isolasi yang baik akan memberikan
wilayah kerja yang tepat, tanpa mengganggu daerah gigi tetangga, dan memberikan
batas yang baik agar daerah yang dipreparasi tidak terkontaminasi dengan
saliva. Bila terdapat kontaminasi air sebelum setting pada bahan yang
mengandung zinc, akan timbul reaksi antara zinc (anoda) dan bahan logam lain
yang bersifat katoda dan air sebagai elektrolit, hydrogen terlepas sebagai
hasil reaksi ini serta tekanan uap hydrogen dapat menyebabkan pergeseran
amalagam sehingga terjadi ekspansi yang mungkin tidak kelihatan dalam 24 jam
tetapi dapat muncul beberapa hari setelah penambalan.
2. Pemilihan bahan tumpatan yang tepat.
Bahan tumpatan dipilih berdasarkan kebutuhan dan
pertimbangan yang melibatkan posisi restorasi. Apabila bahan tumpat yang biasa
digunakan untuk restorasi kavitas di bagian anterior dipakai untuk restorasi
kavitas posterior, maka, tentunya bahan tersebut tidak akan mampu menahan beban
mastikasi di bagian posterior dan sebaliknya.
3. Design kavitas yang sesuai.
Design kavitas yang baik hendaknya mempertimbangkan segi
retensi, resistensi, convenience, dan ekstension for prevention. Apabila
keempat hal tersebut terpenuhi, maka karies sekunder sulit sekali timbul, dan
daya tahan restorasi akan menjadi semakin lama. Karies sekunder biasanya
disebabkan oleh preparasi yang tidak memenuhi criteria ekstension for
prevention, yaitu pit dan fissure yang dalam harus diikutsertakan pada
preparasi walaupun tidak terkena karies. Juga criteria removal of caries, yaitu
penghilangan jaringan yang terinfeksi. Apabila kedua criteria tersebut tidak
terpenuhi maka akan terjadi karies sekunder.
4. Teknik manipulasi bahan restorasi plastis.
Cara manipulasi bahan restorasi plastis berbeda-beda untuk
tiap bahan, dengan berbagai ketentuan tertentu. Apabila hal ini tidak diikuti
dengan baik, maka akan berpengaruh terhadap kekuatan sifat mekanisnya,
ekspansifnya, dan dikhawatirkan akan menyebabkan mikroporositas yang menjadi
penyebab karies sekunder. Pengetahuan akan teknik manipulasi beserta cara
pengaplikasian bahan menjadi syarat utama dalam keberhasilan restorasi yang
dilakukan.
5. Proses polishing.
Proses polishing dilakukan sesuai dengan waktu
pengerasan sempurna tiap-tiap bahan. Polishing pada GIC boleh dilakukan setelah
5 menit, namun polishing pada amalgam tidak boleh dilakukan sebelum tumpatan
mencapai ± 24 jam karena reaksi pengerasan amalgam terjadi secara sempurna
setelah 24 jam atau lebih, apabila polishing dilakukan kurang dari 24 jam maka
akan mempengaruhi kekuatan amalgam. Kekuatan amalgam akan turun dan ketika
dilakukan polishing kemungkinan bisa pecah.
6.
Teknik finishing.
Untuk stone hijau digunakan untuk
finishing tumpatan amalgam sedangkan stone putih digunakan untuk finishing
tumpatan GIC atau komposit. Apabila tidak dilakukan finishing maka permukaan
amalgam menjadi kasar sehingga adanya penumpukan makanan dan menyebabkan
suasana asam yang dapat menyebabkan karies sekunder pada gigi sekitar tumpatan
dan dapat menyebabkan tarnish (pada permukaan dan tidak merusak restorasi) dan
korosi (hasil dari reaksi kimia yang dapat berpenetrasi ke dalam tumpatan
amalgam sehingga menjadi rusak).
0 komentar:
Posting Komentar