Rabu, 18 September 2013




RADIOGRAFI KELAINAN PERIKORONAL DAN PERIODONTAL

1.      KELAINAN PERIKORONAL
PERIKORONITIS
Pericoronitis adalah infeksi yang melibatkan jaringan lunak di sekitar mahkota gigi yang erupsi sebagian.Terjadi berhubungan dengan erupsi gigi, terutama yang mengalami hambatan erupsi; pada gigi posisi normal jarang terjadi, sering terjadi M3 RB (bagian distal).  Pada gigi yang impaksi sebagian, mahkota gigi biasanya diliputi oleh jaringan lunak baik yang menutupi permukaan oklusal mahkota gigi (operculum) atau permukaan aksialnya.Antara mahkota gigi yang impaksi dan jaringan lunak yang menutupinya terdapat suatu ruang potensial, yakni bagian dari dental follicle, dimana keradangan follicle ini merupakan awal dari perikoronitis.
Pericoronitis dapat juga terjadi akibat trauma gigitan dari M3 RA. Operculum dari mahkota M3 rahang bawah dapat menjadi bengkak karena tergigit oleh M3 RA. Dalam hal ini pencabutan gigi M3 RA biasanya akan dapat menghilangkan gejala klinis dan simptom yang ada.Pericoronitis dapat pula terjadi akibat terperangkapnya makanan dibawah operculum, sisa makan dapat menjadi media pertumbuhan bakteri.
Gambaran klinis dari kelainan ini adalah lesi yang merah bengkak, bisa bersifat supuratif atau nonsupuratif,  sakit menjalar hingga ke telinga, tenggorokan dan dasar mulut, bisa sampai trismus, pembengkakan pada pipi, Limpadenitis, demam, leukositosis, malaise. Terjadi berhubungan dengan erupsi gigi, terutama yang mengalami hambatan erupsi; pada gigi posisi normal jarang terjadi, sering terjadi M3 RB (bagian distal).
Untuk gambaran radiografisnya terdapat gambaran radiolusen berbatas tidak jelas disekitar bagian distal mahkota M-3 RB.









Gambar 1                                            Gambar 2
Ket : Gambar 1. Temuan sehat tanpa radiolusensi pericoronal didefinisikan oleh garis yang seragam tanpa pecah atau daerah bercahaya menyebar di bawah mahkota
 Gambar 2. Radiolusensi pericoronal di bawah mahkota didefinisikan oleh daerah bercahaya difus akibat pelebaran teratur ruang folikular, mulai lebar 0-3,5 mm di bawah jumlah maksimum mahkota

2.      KELAINAN PERIODONTAL
PERIODONTITIS
Periodontitis adalah inflamasi jaringan periodontal yang ditandai dengan migrasi epitel jungsional ke apikal, kehilangan perlekatan dan puncak tulang alveolar. Pada pemeriksaan klinis terdapat peningkatan kedalaman probing, perdarahan saat probing (ditempat aktifnya penyakit) yang dilakukan dengan perlahan dan perubahan kontur fisiologis. Dapat juga ditemukan kemerahan dan pembengkakan gingiva. Biasanya tidak ada rasa sakit (Fedi dkk, 2004).
Selain itu juga terjadi pembentukan poket, menurut Fedi dkk (2004), poket adalah pendalaman sulkus gingiva secara patologis karena penyakit periodontal. Pendalaman sulkus dapat terjadi karena tiga hal:
(1) pergerakan tepi gusi bebas ke arah koronal, seperti pada gingivitis;
(2) perpindahan epitel jungsional ke arah apikal, bagian koronal epitel terlepas dari permukaan gigi; dan
(3) kombinasi keduanya.
Secara radiografis, pada penderita periodontitis jenis menunjukkan adanya resorbsi tulang alveolar. Normalnya puncak alveolar crest berada sekitar 0,5 sampai 2 mm dibawah CEJ. Namun pada penderita periodontitis ini letak puncak alveolar crestnya terlihat lebih keapikal. Dalam hal ini ada dua macam pola resorbsi tulang alveolar pada penderita periodontitis.
1.      Horizontal bone loss : terresorbsinya tulang alveolar secara horizontal dan menyeluruh
2.      Vertical bone loss : terresorbsinya tulang alveolar secara vertikal dan biasanya bersifat lokal







Gambar 1







              Gambar 2                                                Gambar 3
                        Keterangan :
                        Gambar 1. Gambaran normal dari alveolar crest
                        Gambar 2. Horizontal bone loss pada interproksimal dari gigi posterior
                        Gambar 3. Vertical bone loss pada interproksimal beberapa gigi
Pada kehilangan tulang periodontal pada gigi berakar jamak, terjadi masalah khusus ketika terlibatnya bifurkasi atau trifurkasi. Keterlibatan furkasi berdasarkan pengukuran horizontal, antara lain:
1. Klas 1: furkasi dapat di probe dengan kedalaman 3 mm (F1).
2. Klas 2: furkasi dapat di probe dengan kedalaman lebih dari 3 mm, namun
tidak menembus sisi yang lain (F2).
3. Klas 3: furkasi menembus sisi yang lain dan dapat di probe seutuhnya (F3).









Gambaran radiografi poket tanpa keterlibatan furkasi (kiri)
dan keterlibatan furkasi klas 1 (kanan)
(Rateitschak dkk, 1985)






Gambaran radiografi poket dengan keterlibatan
furkasi klas 2 (kiri) dan keterlibatan furkasi klas 3 (kanan)
(Rateitschak dkk, 1985)
Menurut Fedi dkk (2004), klasifikasi periodontitis adalah sebagai berikut:
A.    Periodontitis kronis
Tipe ini adalah tipe periodontitis yang berjalan lambat, terjadi pada 35 tahun keatas. Kehilangan tulang berkembang lambat dan didominansi oleh bentuk horizontal. Faktor etiologi utama adalah faktor lokal terutama bakteri gram negatif. Tidak ditemukan kelainan sel darah dan disertai kehilangan tulang (Fedi dkk, 2004).
Gambaran klinis
Periodontitis kronis bisa terdiagnosis secara klinis dengan mendeteksi perubahan inflamasi kronis pada marginal gingival, kemunculan poket periodontal dan kehilangan perlekatan secara klinis. Penyebab periodontal ini besifat kronis, kumulatif, progresif dan bila telah mengenai jaringan yang lebih dalam akan menjadi irreversible. Secara klinis pada mulanya terlihat peradangan jaringan gingiva disekitar leher gigi dan warnanya lebih merah daripada jaringan gingiva sehat. Pada keadaan ini sudah terdapat keluhan pada gusi berupa perdarahan spontan atau perdarahan yang sering terjadi pada waktu menyikat gigi.
Bila gingivitis ini dibiarkan melanjut tanpa perawatan, keadaan ini akan merusak jaringan periodonsium yang lebih dalam, sehingga cement enamel junction menjadi rusak, jaringan gingiva lepas dan terbentuk periodontal poket. Pada beberapa keadaan sudah terlihat ada peradangan dan pembengkakan dengan keluhan sakit bila tersentuh.
Bila keparahan telah mengenai tulang rahang, maka gigi akan menjadi goyang dan mudah lepas dari soketnya.       
     












Gambar 2.Periodontitis kronis secara klinis
Tanda klinik dan karakteristik periodontitis kronis: 10

Gambaran klinis periodontitis dewasa kronis
(Rateitschak dkk, 1985)
Gambaran Radiografi
Gambar 3. Periodontitis kronis secara Radiografi

 Gambaran radiografi periodontitis dewasa kronis:
terlihat kehilangan tulang horizontal ringan-sedang dan terlokalisasi
(Rateitschak dkk, 1985)


lebarspesper












B.     Periodontitis Agresif
Periodontitis agresif adalah suatu penyakit periodontal yang terjadi pada anak-anak, khususnya pada masa remaja (pubertas) yang ditandai dengan hilangnya perlekatan dan tulang alveolar yang cepat, pada satu atau lebih gigi permanen yang terlibat.
Periodontitis agresif merupakan penyakit yang sangat sulit untuk diatasi, dikarenakan penyakit ini dapat mengakibatkan perusakan jaringan lunak dan tulang yang dapat menyebabkan peningkatan mobiliti gigi dan kehilangan gigi.
Klasifikasi periodontitis agresif ada 2,yaitu:
1.      Localized aggressive periodontitis
Definisi : merupakan penyakit destruktif pada kavitas oral yang biasa terjadi pada gigi Molar pertama dan gigi Incisivus pada anak-anak dan dewasa muda, yang menyebabkan kerusakan tulang dalam jangka waktu yang sangat cepat dan menyebabkan kehilangan gigi geligi.
Karakteristik klinik :
a.       Penyakit dijumpai pada gigi Molar pertama dan Incisivus dengan hilangnya perlekatan pada daerah interproksimal paling sedikit 2 gigi.
b.      Berkurangnya inflamasi secara klinis disamping ditemukan poket periodontal yang dalam.
c.       Pada kebanyakan kasus jumlah plak yang mempengaruhi gigi minimal, sehingga cenderung tidak konsisten dengan jumlah kerusakan periodontal yang ditemukan.
d.      Penyakit Localized Aggresive Periodontitis berkembang dengan cepat.
e.       Migrasi distolabial gigi Incisivus maksilaris.
f.       Pembentukan diastem secara berkala.
g.      Peningkatan mobilitas gigi Molar pertama
h.      Sensitif dari permukaan akar yang terbuka terhadap suhu dan stimulasi taktil.
i.        Rasa sakit tajam dan rasa sakit yang menyebar sewaktu mastikasi.
j.        Dapat terbentuk abses periodontal pada tahap ini dan terjadi pembesaran pada kelenjar limfe.

Gambaran radiologi :
Keterangan :
a.       Kehilangan tulang alveolar disekitar Molar pertama dan Incisivus pada usia pubertas
b.      Suatu bentuk kerusakan tulang alveolar yang meluas dari permukaan distal gigi P2 hingga permk. mesial dari gigi M2
c.       Kerusakan tulang dalam arah vertikal lebih sering dijumpai pada daerah gigi Molar sebab tulang interdental didaerah ini lebih luas dibanding didaerah Incisivus
 















Radiografi menunjukkan kehilangan tulang alveolar lokal, vertikal yang berhubungan dengan molar pertama rahang atas dan bawah dan incisivus centralis mandibular. Gigi incisivus rahang atas tidak menunjukkan keterlibatan yang jelas.


2.      Generalized Aggresive Periodontitis
Definisi : merupakan suatu penyakit yang umumnya terjadi pada orang dewasa pada usia dibawah 30 thn / lebih. Penyakit ini ditandai dengan hilangnya attachment interproksimal secara keseluruhan yang mempengaruhi 3 gigi permanen lainnya selain Molar pertama dan Incivus.
Karakteristik klinik :
a.       Umumnya memiliki jumlah plak bakterial yang lebih sedikit yang berhubungan dengan gigi yang terlibat. Secara kuantitatif, jumlah plak cenderung tidak seimbang dengan kerusakan periodontal yang terjadi secara kualitatif. A.actinomycetemcomitans dan Bacteroides tonsythus ditemukan pada plak gigi penderita
b.      Pada kasus Generalized Aggresive Periodontitis dijumpai 2 bentuk respon jaringan gingival:
*.Pada jaringan inflamasi akut: Terjadi proliferasi, ulser & berwarna merah terang Perdarahan dapat terjadi secara spontan/melalui stimulasi ringan
*.Pada kasus lainnya : Jaringan gingiva cenderung berwarna merah muda Bebas inflamasi Terkadang terjadi stipling walaupun akhirnya tdk ditemukan lag  Poket yang dalam dapat ditemukan melalui probing
c.       Beberapa pasien Generalized Aggresive Periodontitis mengalami kondisi sistemik seperti pada kekurangan berat badan, depresi mental dan malaise

Gambaran Radiologis :
Keterangan :
a.Terdapat bentuk kerusakan tulang yang parah dengan jumlah plak gigi yang minimal.
b.Terlihat kehilangan tulang alveolar yang mendukung lebih dari tiga gigi kecuali molar pertama dan incisivus.















Radiografi menunjukkan sifat keparahan penyakit yaitu semua gigi yang telah tumbuh terpengaruh. Resorbsi tulang alveolar juga sudah sangat parah yaitu hampir ¾ tulang alveolar sehingga terdapat keterlibatan furkasi kelas 3.

















0 komentar:

Posting Komentar

About